BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
yang besar. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga
perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka
kelahiran di Indonesia
dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan
kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi
juga mengurangi angka mortalitas ibu dan
anak, terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan
mortalitas cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan menderita
gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara
kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini
belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak
memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan
sejak berkembangnya kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih
dalam taraf belum cukup memuaskan ,
sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan
kontrasepsi dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih
memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu
apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah
terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia
telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna, aman, murah,
estetik, mudah didapat dan efek samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk
alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang
ditimbulkan diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan
jangkau oleh masyarakat Indonesia
terutama masyarakat Indonesia
yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu perlunya digalakkan edukasi yang
optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah langkah yang baik
jika pemahaman tentang kontrasepsi ditingkatkan oleh seorang calon dokter
praktik umum. Sehingga nantinya diharapkan seorang dokter praktik umum mampu
melakukan edukasi dan penatalaksanaan secara paripurna mengenai kontrasepsi.
Dan pada akhirnya, dengan pemahaman yang baik di kalangan calon dokter praktik
umum, program keluarga berencana di Indonesia dapat berjalan dengan
baik.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
KONTRASEPSI
HORMONAL
2.1
Amenorea
Amenorea adalah hilangnya periode menstruasi pada wanita yang
reproduktif. Amenorea fisiologis terjadi saat wanita hamil dan menyusui, dan
menepouse. Terjadinya amenorea dapt disebabkan oleh banyak faktor. Disebut
Amneorea primer jika selam hidupnya wanita tersebut belum pernah mengalami
menstruasi. Sedangkan disebutk amenorea sekunder jika wanita tersebut pernah
mengalami menstrausi.
1.
Disgenesis gonad, termasuk Turner
Syndrome.
2.
Mullerian agenesis (Mayer-von-Rokitansky-Küster-Hauser
syndrome (MRKH)).
4.
Keterlambatan pematangan
hypothalamic-pituitary.
5.
Olfacto-genital dysplasia, Kallmann
syndrome.
6.
Obstruksi Vagina, cryptomenorrhea,
himen imperforata.
10. Galactosemia
11. Kekurangan
enzim aromatase
13. Male pseudo-hermaphroditism
(1 dari 150 ribu kelahiran)
14. Kelainan intersex lainnya.
Sedangkan penyebab amenorea
sekunder antara lainnya:
1.
Kehamilan
2.
Anovulasi
3.
Menopause
4.
Menopause dini
5.
Disfungsi Hypothalamic-pituitary,
termasuk
1.
Amenorea pasca latihan berat
2.
Amenorea akibat stress,
3.
Gangguan makan dan berat badan
(kegemukan, anorexia nervosa, atau bulimia)
7.
Polycystic ovary syndrome (PCO-S)
8.
Tumor yang menghasilkan androgen
seperti arrhenoblastoma
10. Disfungsi
tiroid
11. Hemochromatosis
b.Patofisologi
Untuk
mencetuskan terjadinya menstruasi dibutuhkan mekanisme stimulasi dan inhibisi
yang berjalan sinergis. Hormon LH, progesteron, dan estrogen berguna untuk
mencetuskan terjadinyaproses menstruasi dan seks sekunder. Terjadinya amenorea menunjukkan
adanya gangguan di salah satu sisitem hormon reproduksi. Misalnya pada amenorea
Hypogonadotropic terdapat kadar hormon FSH dan rendah. Oleh
karena itu terjadinya amenorea harus diketahui untuk terapi yang adekuat sesuai
dengan penyebabnya.
Tatalaksana
tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Pada keadaan hormon estrogen dan
progesterin yang rendah maka pemberiaan hormon replacment sangat berguna.
Tetapi kalau penyebabnya karena tidak berfungsinya hipotalamus atau ovarium
maka pemberiaan hormon tidak terlalu bermanfaat.
2.2 Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi
adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat sperma
mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum
yang telah dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan
lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).1
2.3 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi mengandung kombinasi estrogen dan progesteron
sintetik atau hanya progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan mencegah perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan
bagian dasar endometrium dan memperkuat kerja progestin. Progestin menekan
peningkatan Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga
menyebabkan penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma
dan atrofi endometrium sehingga menghambat implantasi.1
2.4 Kontasepsi kombinasi ( hormon
estrogen dan progesteron).1
2.4.1 Pil kombinasi
Dalam
satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil diminum setiap
hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo.
Estrogennya adalah etinil estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg
pertablet. Progestinnya
bervariasi.
- Jenis
- Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
Contoh: microgynon
Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat itu.
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat itu.
- Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2
mg dan 12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1
mg.
Cara
pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari
dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari hingga habis.
- Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap
kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam
kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg
etinilestradiol dan 0.05 mg levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg
etinilestradiol dan 0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03 mg
etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari 31.835
mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari
berturut-turut dalam urutan yang tepat seperti
diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera
setelah satu kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum seperti diuraikan di
atas. Dianjurkan tablet Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang
sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila pemakai merasa
mual, sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai
hendaknya segera mulai kemasan berikutnya walaupun perdarahan masih
berlangsung. Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang
samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian foil berwarna merah dan
mengikuti jadual yang sama.
Meskipun
terjadinya kehamilan sangat kecilbila tablet digunakan sesuai petunjuk bila
perdarahan tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil
harus dipertimbangkan.
Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet atau mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat daripada seharusnya) kemungkinan hamil harus dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan cara-cara dianostik yang tepat sebelum pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya dilanjutkan.
Tablet-tablet yang Terlupa Diminum
Pemakai
harus diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa secepatnya setelah
teringat. Bila dua tablet berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum
setelah teringat. Tablet berikutnya harus diminum pada waktu yang sama. Tiap
saat pasien terlupakan satu atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara
kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah
meminum satu tablet tiap hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga tablet
berturut-turut selain tablet berwarna merah terlupakan, semua pengobatan harus
dihentikan dan sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru harus dimulai
pada hari kedelapan setelah tablet terakhir diminum dan suatu kontraseptiva
tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu
tablet tiap hari untuk 14 hari berturut-turut.
- Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan
ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit
dilalui sperma, dan Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
tergenggu.
- Manfaat
- Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
- Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
- Tidak mengganggu hubungan seksual.
- Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
- Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin menggunakannya.
- Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
- Mudah dihentikan setiap saat.
- Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
- Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, akne.
- Keterbatasan
- Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
- Mual terutama pada 3 bulan pertama.
- Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
- Pusing dan nyeri payudara.
- Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak positif.
- Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
- Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
- Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
- Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil
kombinasi, seperti:
- Usia reproduksi.
- Telah memiliki anak ataupu yang belum.
- Gemuk atau kurus.
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
- Pasca keguguran.
- Anemia karena haid berlebihan.
- Nyeri haid hebat.
- Siklus haid tidak teratur.
- Riowayat kehamilan ektopik.
- Kelainan payudara jinak.
- DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
- Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
- Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
- Varises vena.
- Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:
- Hamil atau dicurigai hamil.
- Menyusui eksklusif.
- Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
- Penyakit hati akut.
- Perokok dengan usia >35 th.
- Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
- Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20th.
- Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
- Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
- Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
- Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
- Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
- Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
- Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
- Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).
2.5
Suntikan kombinasi.1
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan.
- Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
atrofi endometrium, dan Menghambat transportasi ovum lewat tuba.
2.6
Kontrasepsi pil progestin (minipil).1
a. Jenis minipil
- Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.
- Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
- Cara kerja minipil
- Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
- Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
- Mengentalkan lendir serviks.
- Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
- Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan
sampai terlupa satu-dua tablet karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan
sangat besar. Penggunaan
obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari
karena dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya
jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama,
senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
- Keuntungan
- Cocok untuk perempuan menyusui.
- Sangat efektif jika digunakan secara benar.
- Tidak mempengaruhi produksi ASI.
- Nyaman dan mudah digunakan.
- Kesuburan cepat kembali.
- Sedikit efek samping.
- Tidak mengandung estrogen
- Dapat dipakai sebagai senggama.
- Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
- Mencegah kanker endometrium.
- Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.
- Keterbatasan
- Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
- Peningkatan/penurunan berat badan.
- Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
- Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
- Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
- Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
- Kontraindikasi
- Hamil/diduga hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
- Kanker payudara.
- Mioma uteri.
- Riwayat stroke, PJK.
2.7
Kontrasepsi implan.1
a. Jenis
- Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
- Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3 tahun.
- Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lamam kerja 3 tahun.
b. Cara kerja
- Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
2.7 AKDR dengan progestin.1
Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.
- Kontraindikasi absolut
- Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk leukemia, AIDS, penyalahgunaan obat, penggunaan steroid.
- Penyakit katup jantung (KI relatif).
- Belum pernah melahirrkan (KI relatif).
- Penyakit Wilson.
- Alergi terhadap tembaga.
- Keuntungan
- Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.
- Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk periode 5 tahun.
- Mengurangi dismenore dan menoragia.
2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya
1. Dosegestrel/Etinil
estradiol.2,13
Rumus kimia: C23H27N
a. Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah
kehamilan.
b. Interaksi
·
Golongan
azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate,
griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin,
topiramate, dan troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil
estradiol.
·
Efek
samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan
troleandomisin ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
·
Efektivitas
lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
c. Sediaan
beredar
Gracial
(Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d. Perhatian
Resiko
kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula
darah, kadar lemak.
e. Efek
samping
Mual,
mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan
lengkap dan diubah menjadi etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2
ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum.
Bioavailabilitas 62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex
hormone binding globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum
berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70% berikatan dengan SHBG. Etinil
estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan
menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin. Volume distribusi desogestrel
adalah 1,5l/kg.
h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya
metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi
Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan
6:4.
2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
a. Indikasi
·
Mencegah
kehamilan.
·
Mengatur
siklus menstruasi.
b.
Kontraindikasi
·
Alergi
·
Sedang hamil atau tersangka hamil.
·
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
·
Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
·
Stroke, PJK, trombosis vena.
·
Tumor hati.
c.
Interaksi Obat
·
Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti
ketoconazole, barbiturates seperti fenobarbital), bosentan, karbamazepine,
felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin, modafinil, nevirapine,
penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir,
rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti doksisiklin,
topiramate, atau troglitazone menurunkan efektivitas mestranol/norethindron.
·
Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines,
atau troleandomycin dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.
·
Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya
seperti wajah bulan, peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan
darah, peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.
·
Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu
perdarahan ditingkatkan oleh mestranol/noretindron.
·
Efektivitas dari Lamotrigine
diturunkan oleh mestranol/norethindron.
3. Depomedroksiprogesteron
asetat.4,13
Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3
bulan sekali. Kontrasepsi ini kurang ideal pada pasien
yang menghendaki cepat hamil setelah
menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita
yang hamil dalam 12 bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka
waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan
setelah menghentikan.
a.
Indikasi
Kontrasepsi
oral.
b. Kontraindikasi
Perdarahan di
vagina atau kelainan patologis yang tidak
diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek
Samping
Reaksi
anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek
dan galaktore,
erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang
tidak
diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan
warna kulit
ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem
(Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),
Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
4. Linestrenol.5,13
a. Indikasi
Kontrasepsi
Oral
b. Kontraindikasi
Kehamilan,
penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek
Samping
Mual, muntah,
sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada
bulan-bulan
awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d.
Perhatian
Lakukanpemeriksaan
fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul
gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit
miokard, ginjal, epilepsi, atau
migran.
e. Interaksi
obat
Jangan
diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.
f. Sediaan
beredar
Exluton (Organon),
Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
5. Levonorgestrel.6,13
a. Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
b.
Kontraindikasi
Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas,
kanker yang berkaitan
dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak
jelas, gangguan
tromboemboli atautrombofleblitis.
c.
Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea,
sakit kepala, gugup,
mual, pusing,
perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal,
rasa nyeri pada
tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6. Etonogestrel.7,13
a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel
b. Kontraindikasi
Kehamilan,
perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
c. Perhatiaan
Keuntungan
penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan
resiko untuk
setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor
sebelum
menggunakan implamt.
d. Sediaan
beredar
Implanon
(Organon)
7. Gestoden.8,13
a. Indikasi
Kontrasepsi
oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli
vena dan arteri, diabetes dengan perubahn vaskular, prankreatitis
atau
hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
c. Sediaan
beredar
Gynera
(Schering)
8. Drospirenon.9,13
Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem
RAAS dan sebagai anti antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang
mengalami retensi cairan karena hormon dan wanita yang menderita akne dan
seborea. Bioviabilitas
sekitar 76 % dan tidak diikat oleh sex hormon maupun oleh kortikosteroid. Akan
tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian orang dapat menyebabkan
hiperkalemia jika dikombinasi oleh sprinalaktone.
a. Indikasi
Kontrasepsi
oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli
vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit
hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak
atau ganas), keganasan alat genital ayau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak
terdiagnostik, kehamilan, dan
hipersensitif.
c. Sediaan Obat
Yasmin
(Schering)
9.
Cyproterone Acetat.10,13
Nama generik :
(3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene
3,20-dione,6-chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang : Diane 35 (Schering)
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone
Memiliki efek antiandrogenik dengan efek lemah terhadap progestational dan glucocorticoid.
Cyproterone acetate dimetabolisme oleh
enzim CYP3A4
menjadi bentuk aktif 15β-hydroxycyproterone acetate, Sebagian akan dihidrolisis menjadi
cyproterone and acetic acid.
Akan tetapi seperti halnya horman steroid esterase lainnya, cyproterone acetate
sulit untuk dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk cyproterone acetate. Hal
inilah yang menyebabkan cyproterone
acetate memiliki efek antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone acetate
mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan
3beta-hydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk
membentuk cortisol.
Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga
mongering produksi dari aldosterone.
Efek terhadap progestational dan glucocorticoid mongering hormon gonadotropins,
yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik sebagai pengobatan
antiandrogen.
Selain itu
cyproterone acetate dikombinasikan dengan 5-alpha-reductase
inhibitor finasteride
dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa
studi invitro juga menunjukkan bahwa
cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat
hyperplasia.
a. Indikasi
Diindikasikan
untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi
hormon
maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil,
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal
akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara,
perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik,
dan hipersensitif.
c. Efek
Samping
Merusak Hati,
Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat
menyebabkan
osteoporosis.
d. Dosis
Untuk
kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi
dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan
diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.11,13
Marvelon
merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat aktif
yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon
sintetik dari estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon
sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu
tablet besar warna putih mengandung 0,15
mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak
mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium
stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
b. Indikasi
Kontrasepsi oral.
c. Kontraindikasi
·
Trombosis atau
riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan stroke.
·
Tia, angina
pektoris.
·
Terdapat
faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
·
Gangguan
fungsi hati yang lama dan ireversibel.
·
Tumor hati.
·
Perdarahan pervaginam
yang belum jelas sebabnya.
·
Diketahui atau
dicurigai hamil.
·
DM dengan
komplikasi vaskular.
·
Hipersensitif
terhadap komponen.
a. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan
lengkap. Konsentrasi plasma puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah
pemberian. Biaoavailabilitas setelah mengalami konjugasi presistemik dan
metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b. Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir
98,5% dan menginduksi peningkatan kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah
5L/kg.
c. Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik
oleh mukosa usus dan hati. Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan
sulfat. Laju klirens metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya
diekskresikan lewat urin dan empedu dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi
metabolitnya adalah 1 hari.
d. Cara
pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang
dari 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang. Tablet yang terlupa harus segera
diminum dan tablet yang akan diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu
biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih dari 12 jam maka efektivitas
proteksinya berkurang. Hal ini berlaku juga untuk pil KB
yang emnggunakan pil 21 tablet.
2.9
Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana.1
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan
prinsip utama dari pelayanan keluarga berencana.
a.
Konseling
Konseling
merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti petugas membantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b.
Persetujuan
Tindakan Medik
Jika
kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis diperlukan. Misalnya
pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari pasangan suami istri.
Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan tindakan
medik, pel;ayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar
persetujuan tindakan medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut memuat catatan
tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu serta
pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar.
Gambar
1. Standar Pelayanan Keluarga Berencana.1
BAB III
ILUSTRASI
KASUS
I.
IDENTITAS
Nama : Ny.H
Usia : 50 Tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
Suku : Padang
Alamat : Jl. Sahardjo No.18 Jakarta Selatan
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan : S1
Datang
ke Poliklinik Kebidanan RSCM tanggal 15 Mei 2009
II.
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan Secara
Autoanamnesis Tanggal 15 Mei 2009
1.
Keluhan
Utama
Kontrol Rutin
2.
Riwayat
Penyakit Sekarang
Sembilan bulan SMRS pasien
mengatakan bahwa belum mendapat menstruasi selama lima bulan. Oleh karena itu pasien datang
kepoliklinik kebidanan untuk melepas IUD dan berkonsultasi apakah pasien telah
menepause. Setelah berkonsultasi pasien dianjurkan untuk mengganti
kontrasepsinya dari IUD ke pil. Saat itu pasien diberi pil KB microglynon.
Tujuh bulan SMRS pasien datang
kembali dengan keluhan bahwa dengan memakai pil microglynon berat badannya bertambah selain itu sering
merasa daerah payudaranya menjadi sakit. Tetapi setelah memakai pil tersebut pasien
mengalami menstruasi. Oleh karena itu oleh dokter diganti menjadi pil KB dengan
merek Diane 35
Selama pemakaian pil Diane 35
pasien merasa berat badannya menurun dan menstruasi lancar. Tetapi keluhan
payudaranya sakit masih dirasakan akan tetapi berkurang. Keluhan saat datang
kepoliklinik tidak ada.
3.
Riwayat
Penyakit Dahulu
Tahun
1997 pasien pernah operasi gigi.
4.
Riwayat
Penyakit Keluarga
DM (-), Jantung (-), Stroke (-),
alergi obat (-).
5.
Riwayat
Sosial, Ekonomi, Keluarga, dan Budaya
Pasien
tinggal bersama Suami dan empat anaknya. Kemapt anaknya sedang
kuliah.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan tanggal 15 Mei 2009
1.
Keadaan Umum
Pasien compos mentis, tampak sakit ringan.
2. Tanda Vital
Suhu : 36,5 oC BB:
67 kg
Napas : 20x /menit TB:
155 cm
Nadi : 88x /menit
TD : 126/86 mg
3. Status Generalis
Kepala : Bulat,
deformitas (-).
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva pucat
-/-
THT :
dalam batas normal.
Leher : Trakea di tengah, JVP 5-2 cmH2O,
KGB tidak teraba.
Thorax : Simetris dalam statis-dinamis.
Paru
: Fremitus kanan=kiri,
Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.
Batas paru kanan sela iga 6 garis midcalvicula, batas
kiri sela iga 8 garis axila anterior.
Jantung : Bunyi Jantung I-II Normal, murmur
(-), gallop(-)
Abdomen : Datar, lemas, BU(+) Normal, nyeri tekan
(-),Shifting Dullnes (-), Hepar dan Limpa tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2”, edema(-).
IV.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DPL
10 Februari 2009
Hb : 13,4 g/ dL
Ht : 39 %
Leukosit : 7400
/ ul
Trombosit : 257000
/ ul
MCV : 83 fl
MCH : 28 pg
MCHC : 34
g/ dL
Diff Count : -/-/3/68/29/-
Kimia
Darah 10 Februari 2009
SGOT : 25
U/ L
SGPT : 11 U/ L
Ureum : 28 mg/ dL)
Kreatinin : 1,0 mg/ dL
GDS : 104
GD2PP :
110
HDL : 47
mg/dL
LDL : 107 mg/ dL (meningkat)
Kolesterol Total : 189
mg/ dL
Trigliserida : 165 mg/ dL (meningkat)
Asam Urat : 5,4 mg/ dL
Urinalisis 10 Februari 2009
Berat Jenis : 1.030
pH : 5
Epitel : +
Leukosit : 0-1/ LPB
Eritosit : 0-1/ LPB
Protein : -
Glukosa : -
Keton : -
Darah : -
Bilirubin : -
Nitrit : -
Estrase leukosit : -
Bakteri : -
Urobilinogen : -
Silinder : -
Kristal : -
V.
RESUME
Perempuan
usia 50 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSCM untuk kontrol teratur.
Sembilan bulan SMRS pasien mengatakan bahwa belum mendapat menstruasi selama
lima bulan. Oleh karena itu pasien datang kepoliklinik kebidanan untuk melepas
IUD dan berkonsultasi apakah pasien telah menepause. Setelah berkonsultasi
pasien dianjurkan untuk mengganti kontrasepsinya dari IUD ke pil. Saat itu
pasien diberi pil KB microglynon.
Tujuh
bulan SMRS pasien datang kembali dengan keluhan bahwa dengan memakai pil
microglynon berat badannya bertambah
selain itu sering merasa daerah payudaranya menjadi sakit. Tetapi setelah
memakai pil tersebut pasien mengalami menstruasi. Oleh karena itu oleh dokter
diganti menjadi pil KB dengan merek Diane 35
Selama
pemakaian pil Diane 35 pasien merasa berat badannya menurun dan menstruasi
lancar. Tetapi keluhan payudaranya sakit masih dirasakan akan tetapi berkurang.
Keluhan saat datang kepoliklinik tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pasien menglami obesitas tipe II dan didapatkan dislipidemia
VI.
DAFTAR MASALAH
1.
Obesitas tipe II
2.
Dislipidemia
VII.
PENGKAJIAN
1.
Obesitas
tipe II didapatakan dari pemeriksaan fisik beruapa berat badan 67 kg dengan
tinggi badan 155 cm. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk mengatur pola
makannya dan melakukkan olahraga. Pasien disarankan untuk konsultasi gizi.
2.
Dislipidemia berdasarkan atas didapatakan peningkatan LDL
dan trigliserida. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk mengatur makanannya
dan diberikan simvastatin 1 x 10 mg.
BAB IV
PEMBAHASAN
Wanita, usia
50 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSCM untuk kontrol teratur. Sembilan
bulan SMRS, pasien mengeluh mengalami amenore selama 5 bulan. Oleh karena itu
pasien datang ke poliklinik RSCM untuk melepas IUD dan berkonsultasi apakah
pasien telah menepause. Setelah berkonsultasi pasien dianjurkan untuk mengganti
kontrasepsinya dari IUD ke pil. Saat itu pasien diberi pil KB microgynon.
Dengan pil microgynon menstruasi pasien menjadi teratur tetapi berat badan
pasien bertambah dan sering merasa daerah payudaranya menjadi sakit. Akhirnya
atas anjuran dokter kebidanan pasien beralih mengkonsumsi pil Diane 35 dan
pasien merasa berat badannya turun dan keluhan nyeri payudara berkurang.
Pada pasien ini didapatkan 3 masalah/diagnosis yakni
diabetes tipe II, dislipidemia, dan riwayat amenore. Daftar masalah ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Masalah
obesitas tipe II ditegakkan atas dasar dari pemeriksaan fisik di dapat berat
badan 67 kg dengan tinggi badan 155 cm. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk
mengatur pola makannya dan melakukkan olahraga. Pasien disarankan untuk konsultasi gizi.
Masalah
dislipidemia ditegakkan atas dasar pada pemeriksaan laboratorium didapatakan
peningkatan LDL dan trigliserida. Oleh karena itu pasien diedukasi untuk
mengatur makanannya dan diberikan simvastatin 1 x 10 mg.
Masalah
riwayat amenore ditegakkan atas anamnesis didapatkan bahwa pasien pernah tidak
mengalami menstruasi selama kurang lebih 5 bulan lamanya, dan kemudian diterapi
dengan pil kontrasepsi sebanyak dua macam, dengan yang pertama adalah pil
microgynon. Setelah mengkonsumsi pil kontrasepsi pertama tersebut, pasien
mengalami penambahan berat badan dan sering merasa nyeri pada daerah payudara.
Setelah itu pasien beralih ke pil kontrasepsi lain, yaitu pil Diane 35. dengan
pil yang kedua ini pasien mengalami penurunan berat badan dan keluhan nyeri
payudara berkurang.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien,
berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra menopause, dan masalah
obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil kombinasi,
suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun dari
keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut,
kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan
progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien karena
secara teoritis kontrasepsi hormonal ini hampir 100% efektif.
Beberapa keefektifan dari kontrasepsi hormonal pil
kombinasi yakni, memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), risiko terhadap kesehatan sangat kecil, siklus haid
menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid, dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause dan pada
orang kurus maupun gemuk. Namun pil kombinasi ini juga memiliki
keterbatasan-keterbatasan, diantaranya adalah, pil kombinasi menyebabkan mual
terutama pada 3 bulan pertama, nyeri payudara, berat badan naik sedikit tetapi
pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak positif.
Pasien ini memiliki riwayat mengkonsumsi kontrasepsi
hormonal sebanyak dua regimen. Regimen kontrasepsi hormonal yang pertama yaitu
microgynon. Microgynon merupakan golongan obat kontrasepsi hormonal kombinasi,
berbentuk pil, merupakan obat paten, mengandung levonorgestrel dan
ethinylestradiol. Diberikan peroral 1 tablet sehari selama 28 hari. Memiliki
efek samping diantaranya adalah pusing, nyeri payudara, gemuk, dan sebagainya.
Setelah mengkonsumsi pil kontrasepsi microgynon tersebut, pasien mengalami penambahan
berat badan dan sering merasa nyeri pada daerah payudara. Penambahan berat
badan tersebut disebabkan oleh levonorgastrel.
Regimen kontrasepsi yang ke dua adalah Diane 35. Diane 35
merupakan golongan obat kontrasepsi hormonal tunggal, mengandung Cyproterone
acetate yang merupakan
derivat dari 17-hydroxyprogesterone.
Memiliki Nama generik (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene
3,20-dione,6-chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-). Diberikan peroral dimulai pada hari pertama haid selama
21 hari dan diikuti 7 hari bebas minum obat. Memiliki efek samping diantaranya,
nyeri payudara, pembesaran payudara, migren, perubahan pada berat badan, reaksi
hipersensitivitas, dan sebagainya. Dengan pil yang kedua ini pasien mengalami
penurunan berat badan dan keluhan nyeri payudara berkurang, padahal efek
samping yang ditimbulkan regimen kontrasepsi tersebut adalah salah satunya
perubahan berat badan dan nyeri pada payudara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada pasien ini, regimen kontrasepsi Dien 35 cocok dan sesuai dengan pasien.
Sesuai penjabaran dan penjelasan singkat diatas mengenai
kontasepsi hormonal yang cocok dengan pasien, dan melalui pertimbangan
keefektifan, kelebihan dan kekurangan dari beberapa kontrasepsi hormonal, maka
kontrasepsi hormonal yang cocok dengan pasien adalah kontrasepsi hormonal oral
kombinasi progresteron dan estrogen. Sebagai contoh, dari segi masalah penyakit
penyerta dislipidemia pada pasien, ternyata dengan kontrasepsi oral kombinasi
dapat menstabilkan kadar kolesterol pasien ke arah kadar kolesterol normal
secara umum, karena walaupun secara umum progestin sintetik menurunkan HDL dan
meningkatkan LDL, namun ternyata estrogen meningkatkan HDL dan trigliserida.
Pada wanita dengan dislipidemia terkontrol dapat menggunakan kontrasepsi
hormonal oral kombinasi dosis rendah, dengan pengontrolan yang baik.
Menurut pertimbangan penulis, kontrasepsi hormonal oral
kombinasi yang cocok dan sesuai dengan pasien adalah marvelon yang mengandung
ethinylestradiol dan desogestrel.
Marvelon merupakan kontrasepsi
oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna putih mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg
etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak mengandung zat aktif. Yang mengandung
silicon dioksida, laktosa, magnesium stearat, tepung kentang, povidone, asam
stearat, alfa tokoferol. Berikut adalah beberapa keterangan terkait regimen
kontrasepsi hormonal oral kombinasi marvelon ,
Interaksi
·
Golongan
azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate,
griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin,
topiramate, dan troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil
estradiol.
·
Efek
samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan
troleandomisin ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
·
Efektivitas
lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Sediaan
beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal
siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah,
kadar lemak.
Efek
samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala
ringan, jerawat.
Absorbsi
Pemberian secara oral
diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi etonogestrel.
Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml
setelah 1,5 jam setelah minum. Bioavailabilitas 62-81%.
Distribusi
Etonogestrel terikat pada
albumin serum dan sex hormone binding globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari
total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70% berikatan
dengan SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan
desogestrel dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin.
Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme
seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik adalah 2
ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan melalui
urindan empedu dalam perbandingan 6:4.
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang
merupakan kombinasi dari 2 zat aktif yaitu etinilestradiol dan desogestrel.
Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen wanita dan desogestrel
merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari progesteron. Sediaan
dalam bentuk tablet
Kontraindikasi
·
Trombosis atau
riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan stroke.
·
Tia, angina
pektoris.
·
Terdapat
faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
·
Gangguan
fungsi hati yang lama dan ireversibel.
·
Tumor hati.
·
Perdarahan
pervaginam yang belum jelas sebabnya.
·
Diketahui atau
dicurigai hamil.
·
DM dengan
komplikasi vaskular.
·
Hipersensitif
terhadap komponen.
Cara
pemberian
·
Tablet
diminum setiap hari satu tablet sehari.
·
Jika pengguna
lupa minum tablet dalam waktu < 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang.
Tablet yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan diminum
berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa minum
samapai > 12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini berlaku
juga untuk pil KB yang menggunakan pil 21 tablet.
Perhitungan
dosis
Dalam memilih jenis pil kombinasi, pertama yang harus
diperhatikan adalah ada tidaknya indikasi kontra, yaitu ada tidaknya
tromboflebitis, atau riwayat tromboflebitis, kelainan serebrovaskular, gangguan
fungsi hati, adanya keganasan pada payudara dan alat reproduksi, adanya
kehamilan dan varises berat. Dosis estrogen yang dianjurkan adalah 50 mcg atau
kurang korelasi dengan potensi estrogen dan tromboemboli. Pada pasien tersebut
tidak terdapat adanya indikasi kontra, sehingga dosis estrogennya adalah 50 mcg
atau kurang.
Anjuran
Pada pasien ini didapatkan adanya
obesitas tipe II, dan dislipidemia, sehingga dianjurkan untuk menjaga pola
diet, yaitu diet rendah kolesterol dan garam, selain itu olah raga aerobik 2-3
kali per minggu minimal persesi selama 30 menit. Sedangkan untuk terapi
kontrasepsi oral hormonal, pasien dianjurkan untuk lebih teliti dan teratur
dalam mengkonsumsi tablet kontrasepsi oral hormonal (marvelon) tersebut. Jika pasien lupa minum tablet
kontrasepsi oral hormonal dalam waktu < 12 jam, efektivitasnya tidak
berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan
diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa
minum samapai > 12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini
berlaku juga untuk pil KB yang menggunakan pil 21 tablet.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kontrasepsi
merupakan pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat
sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah
ovum yang telah dibuahi tertanam pada endometrium ( mekanisme yang menyebabkan
lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi hubungannya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
pasien, diperlukan suatu konseling yang berarti petugas medis membantu pasien
untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga dengan
konseling yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien,
berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra menopause, dan masalah
obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil kombinasi,
suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun dari
keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut,
kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan
progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien.
Pada pasien ini pemberian kontrasepsi sudah benar dan
rasional. Benar, karena sesuai dengan pertimbangan pemakaian kontrasepsi
hormonal oral sesuai dengan rekomendasi American Collage of Obstetrics yaitu
pemberian kontrasepsi hormonal setelah sebelumnya melakukan penelusuran riwayat
medik sederhana dan pengukuran tekanan darah. Rasional karena pemilihan jumlah
dan dosis kontrasepsi hormonal kombinasi sesuai dengan kondisi pasien dan
perubahan pemberian regimen kontrasepsi hormonal oral dilakukan setelah timbul
efek samping yang tidak mengenakan pada pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu
dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik,
dengan sebelumnya dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen
Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
- Dosegestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal 18 Mei 2009.
- Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone. html tanggal 18 mei 2009.
- Depomedroksiprogesteron asetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/ depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
- Linestrenol. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.
- Etonogestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal 18 Mei 2009.
- Gestoden. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18 Mei 2009.
- Drospirenon. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal 18 Mei 2009.
- Cyproterone Acetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat tanggal 18 Mei 2009.
- Marvelon. Diunduh dari www.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html tanggal 19 Mei 2009.
- Etinil estradiol. Diunduh dari www. home.intekom.com/pharm/donmed/etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
- Kontrasepsi. Dalam: Sukandar EY, etal.editor. Iso farmakoterapi. Jakarta: ISFI.2008. p.43-59.
- Amenorrhea. www.winkipedia.org/wiki/amenorrhea tanggal 19 Mei 2009.